Kamis, 13 November 2025
InShot_20251028_084246062

Batu Virus Kembali Diminati, Abah Bagas di Ciranjang Tetap Bertahan di Tengah Lesunya Ekonomi

23des

Cianjur, Jabar-eskoncer.com- Di samping Stasiun Kereta Api Ciranjang, tepatnya di Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, seorang pedagang batu cincin bernama Agus Sudarsono atau yang akrab disapa Abah Bagas, masih setia menekuni usahanya menjual aneka batu akik.

Kepada awak media pada Senin (27/10/2025), Abah Bagas menuturkan bahwa dirinya telah berjualan batu cincin selama tiga tahun. Pelanggannya pun tidak hanya berasal dari wilayah Cianjur, tetapi juga dari Bandung dan Sukabumi.

“Saya sudah tiga tahun jualan di sini. Biasanya yang datang itu para pecinta batu cincin atau pencinta seni. Banyak juga yang datang dari luar Cianjur,” ujar Abah Bagas sambil menata batu dagangannya.

Menurutnya, saat ini jenis batu yang paling diminati di pasaran adalah batu virus, yang sedang naik daun karena banyak digemari kaum pria.

“Sekarang ini batu virus paling laku. Untuk ukuran kecil harganya sekitar Rp50.000, tapi tergantung bahan pembungkus dan kualitas batunya,” jelasnya.

Abah Bagas mengungkapkan, sempat terjadi penurunan penjualan dua bulan lalu, namun kini tren batu virus kembali meningkat. “Kemarin sempat anjlok, tapi sekarang naik lagi karena permintaan tinggi,” imbuhnya.

Selain batu virus, jenis batu lain seperti batu kalimaya, bacan, dan batu Garut juga masih banyak dicari kolektor. Namun menurut Abah Bagas, batu Garut yang asli kini semakin langka di pasaran.

“Batu Garut asli sekarang jarang, soalnya banyak yang sudah diborong oleh pembeli dari luar negeri. Yang banyak di sini sekarang batu topaz,” katanya.

Meskipun kondisi ekonomi sedang sulit, Abah Bagas tetap bersyukur atas hasil dagangannya. Dalam sehari, jika ramai pembeli, ia bisa memperoleh pendapatan hingga Rp300.000.

“Kalau lagi bagus, bisa dapat tiga ratus ribu sehari. Sekarang ekonomi lagi susah, tapi saya tetap bersyukur,” tuturnya dengan senyum.

Sementara itu, Irvan, warga Kampung Pakemitan, Ciranjang, yang juga seorang pecinta batu cincin, mengaku tertarik dengan batu virus karena keindahan dan keunikannya.

“Batu virus itu eksotis dan unik. Dari serat sampai tampilannya indah sekali. Katanya batu ini sudah ada sejak zaman Nabi,” ujarnya.

Irvan menambahkan, saat ini jenis batu virus Persia dan Mesir menjadi buruan para kolektor karena memiliki karakter dan keindahan yang berbeda.

“Virus Persia dan Mesir sama-sama dari Timur Tengah, tapi punya daya tarik masing-masing. Ada yang punya urat emas dan motif yang tidak pernah sama. Itu yang bikin saya tertarik,” pungkasnya.

Ben

23des

Baca Juga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Batu Virus Kembali Diminati, Abah Bagas di Ciranjang Tetap Bertahan di Tengah Lesunya Ekonomi
- oleh Admin dibaca dalam: 5 menit