Cimahi, eskoncer.com – Adhitia Yudisthira S.E,.Ak.,CA mengungkapkan bahwa Kepala Kejaksaan Negeri Cimahi, Ibu Nurintan Sirait, S.H., M.H. menaruh perhatian penuh terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis di Kota Cimahi. “Sehari setelah dilantik, beliau langsung mengirimkan pesan WA ke kami. Apa dan bagaimana pelaksanaan program MBG di Kota Cimahi terkini. Mari kita apresiasi beliau, “kata Adhitia dalam sambutannya saat pembukaan acara Sosialisasi Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan dan Hewan pada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) se-Kota Cimahi, 12/11/2025 di Aula Gedung A Pemerintah Kota Cimahi.
Nurintan Kajari Cimahi yang hadir pada acara yang diinisiasi Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi itu, tampak senyum. Selain dia, tampak hadir perwakilan Kapolres Cimahi, Dandim 0609/Cimahi, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, dan pengelola SPPG se-Kota Cimahi. Adhitia mengungkapkan bahwa pengawasan secara berlapis perlu dilakukan terhadap kualitas bahan baku dan penyajian pada program Makan Bergizi Gratis sekaligus memastikan setiap penerima manfaat mendapatkan makanan yang sehat, aman, dan bergizi seimbang.
“Harapannya dari kami, ini hajat akbar (MBG. Rd-) menjadi tanggung jawab bersama. Untuk itu harus ada pengawasan kolektif, baik dari Pemerintah Kota Cimahi, Kejaksaan, Kepolisian, Kodim, dan semua pihak untuk memastikan tidak adanya kejadian keracunan makanan di Kota Cimahi, “kata Adhitia.
Ia menerangkan bahwa hingga saat ini pelaksanaan program MBG di wilayahnya masih mencatatkan zero accident atau tanpa adanya insiden keracunan massal. “Di Jawa Barat tercatat 11.565 kejadian keracunan MBG. Di Kota Cimahi dinyatakan tidak ada menyumbangkan kejadian. Kita berharap ini dapat terus dipertahankan,”tukas Adhitia.
Menurut Adhitia, pihaknya mengejar Sertifikat Layak Higienis dan Sanitasi (SLHS) dan juga sertifikasi lainnya terkait kualitas makanan dan penyajian pada program MBG. “Kita ingin memastikan setiap bahan pangan atau komoditi yang disajikan untuk anak-anak sekolah di Kota Cimahi melalui MBG itu dipastikan aman dan dipastikan kualitasnya memenuhi standar dan lulus uji mutu. Contoh sayur. Itu harus bebas dari festisida. Lalu kemudian ketahanan dari sayur tersebut, kira-kira mengalami oksidasi atau tidak,terjadi perubahan kandungan (gizi) atau tidak. Itu sosialisasinya dilakukan dengan mendatangkan ahli gizi dan narasumber dari DKPP Provinsi Jawa Barat, “papar Adhitia.
Kejari Cimahi Dorong Pencegahan Kejadian Keracunan
Di saat yang sama, Kepala Kejaksaan Negeri Cimahi Nurintan Sirait menyatakan bahwa pihaknya ikut mendorong dalam upaya pencegahan supaya tidak terjadi accident keracunan makanan produksi SPPG di Kota Cimahi. Menurut Nurintan, jika terjadi keracunan makanan dari SPPG, kalau memenuhui unsur pidana karena diduga adanya kelalaian ataupun kesalahan, tentunya melalui pihak kepolisian dulu selaku penyidiknya. “Tergantung di lapangan nih apa yang ditemukan. Kepolisian mau tidak mau harus berkoordinasi dengan dinas terkait. Kita (Kejari Cimahi) mendorong untuk upaya pencegahannya,”papar Nurintan, .
34 SPPG di KotaCimahi per November 2025
Dalam laporannya, Kepala Dispangtan Kota Cimahi Tita Mariam menyampaikan bahwa jumlah SPPG di Kota Cimahi yang mengolah menu MBG sudah ada 34 titik. Dari jumlah itu, yang baru beroperasional sudah ada 29 SPPG. “Bahan baku segar yang diperiksa di SPPG itu meliputi sayuran seperti wortel, pakcoy, jagung baby, sawi putih, bawang merah bawang putih, serai, bawang bombay, lecci, melon, semangka, anggur, jeruk serta pemeriksaan protein hewani seperti daging sapi, ayam dan telur yang biasanya digunakan di untuk menu MBG, “papar Tita, Selasa (11/11/2025).
Tita mengatakan bahwa phaknya terus melakukan pemeriksaan bahan baku agar aman untuk diolah sebagai upaya mencegah terjadinya keracunan usai mengonsumsi MBG. “Terkait keamanan pangan jadi bahan baku sebelum diolah, dipasak bahan baku segarnya itu kita periksa dulu. Sejauh ini hasil pemeriksaan kualitasnya masih bagus,” kata Tita.
Air juga Perlu Bersertifikat
Sekretaris Jenderal Asosiasi Depot Air Minum Indonesia (Asdamindo) M. Imam Machfudi Noor mengapresiasi pelaksanaan program MBG di Kota Cimahi yang zero accident (nihil kejadian. Red-). Di sisi lain, dia mengaku prihatin atas kejadian keracunan MBG yang menimpa ribuan pelajar di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang bertetangga dengan Kota Cimahi.
Sebelumnya Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Dinkes KBB menyatakan bahwa penyebab keracunan massal siswa penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) diduga karena sejumlah satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di Bandung Barat menggunakan air yang mengandung bakteri Coliform dan E. Coli. “Selain keamanan bahan pangan, seharusnya air untuk masak di SPPG juga perlu bersertifikat. Kita berharap tidak ada kejadian keracunan makanan produk SPPG di Kota Cimahi karena air yang digunakan tidak higienis,” ”kata Imam, di Bandung Barat, 12/11/2025.
Menurut Imam, ketika dapur SPPG membutuhkan air minum dari depot maka pastikan dulu apakah depot air minum tersebut telah memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). “Ada syarat dari Badan Gizi Nasional (BGN) bahwa untuk masak MBG harus pakai air galon isi ulang yang sudah bersertifikat SLHS,” ujarnya.
Kata Imam, pihaknya siap untuk berkolaborasi dengan jaringan SPPG se-Indonesia dan seluruh stakeholder guna memastikan distribusi air steril yang terjangkau dan aman bagi dapur-dapur MBG. “Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem pangan bergizi yang berbasis komunitas, sekaligus mendorong kemandirian depot isi ulang dalam memenuhi standar nasional, “papar Imam. ***(Redaksi)







