Oleh : Entang Sastraatmadja
Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat
eskoncer.com- Rabu (29/10/2025). Kalau kita sempat ngobrol santai dengan para petani padi, setidaknya ada dua hal yang sering diaspirasikan oleh mereka. Pertama, para petani akan merasa senang bila harga pupuk bersubsidi diturunkan dan kedua Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dinaikan. Dari gambaran seperti ini, lalu muncul slogan : “turunkan harga pupuk dan naikan harga gabah”.
Pemerintahan Presiden Prabowo dan rengrengan Kabinet Merah Putih, memang beda dengan Pemerintahan Presiden-Presiden sebelumnya. Berbeda, bukan saja terlihat dari “gemuknya” Pemerintah (jumlah Menteri dab Wakil Menteri), namun dilihat dari kebijakan yang dilahirkannya pun banyak memperlihatkan terobosan cerdas.
Salah satunya kebijakan Pemerintah yang menurunkan harga pupuk subsidi sebesar 20 %. Kebijakan ini sungguh mengejutkan dan pasti bakal banyak pihak yang terkejut. Betapa tidak ! Sebab, selama ini Pemerintah hampir tidak pernah mau menurunkan harga pupuk subsidi. Pemerintahan sebelumnya cukup pinter menaikan harga pupuk.
Pemerintah Indonesia menurunkan harga pupuk subsidi sebesar 20% karena ingin meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan produktivitas pertanian nasional. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya efisiensi besar dalam industri pupuk dan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah dan BUMN terkait, tanpa menambah beban anggaran baru dari APBN.
Dengan penurunan harga pupuk ini, pemerintah berharap dapat meringankan beban biaya produksi petani, sehingga produktivitas pertanian nasional dapat meningkat. Selain itu, pemerintah juga berhasil menghemat sekitar Rp 10 triliun melalui efisiensi tata kelola pupuk subsidi dan menurunkan biaya produksi pupuk sebesar sekitar 26%.
Dengan penurunan harga pupuk ini, harga pupuk urea menjadi Rp 1.800 per kg dari sebelumnya Rp 2.250 per kg, sementara pupuk NPK turun menjadi Rp 1.840 per kg dari Rp 2.300 per kg. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Pemerintah juga berencana untuk menyederhanakan regulasi dan prosedur distribusi pupuk subsidi untuk memastikan pupuk subsidi tepat sasaran dan meningkatkan efisiensi distribusi. Akan tetapi apakah turunnya harga pupuk subsidi ini memiliki dampak nyata terhadap kehidupan petani gurem dan buruh tani ?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dampak kebijakan subsidi pupuk terhadap petani gurem dan buruh tani tidak dapat terdeteksi secara signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Neliti menunjukkan bahwa pengaruh subsidi harga pupuk terhadap pendapatan petani gurem dan buruh tani tidak dapat terdeteksi dengan jelas.
Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa subsidi pupuk dapat memiliki dampak positif terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani secara umum. Subsidi pupuk dapat membantu meringankan beban petani dalam penyediaan dan penggunaan pupuk, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
Dampak kebijakan subsidi pupuk terhadap kesejahteraan petani juga dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi spesifik petani dan wilayahnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam untuk memahami dampak subsidi pupuk terhadap petani gurem dan buruh tani secara spesifik.
Kalau salah satu tujuan diturunkannya harga pupuk subsidi sebesar 20 % adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani, maka kondisinya, tentu akan lebih keren, bila Pemerintah pun meninjau ulang soal HPP Gabah yang kini dipatok pada angka Rp. 6500 – per kg. Apa pantaa jika HPP Gabah dinaikan jadi Rp. 7000,- tanpa mena8kan harga beras ?
Benar, jika harga pupuk turun dan harga gabah naik, maka pendapatan petani dapat meningkat. Berikut beberapa alasan mengapa :
– Biaya produksi menurun. Dengan harga pupuk yang lebih rendah, biaya produksi petani dapat menurun, sehingga meningkatkan margin keuntungan mereka.
– Pendapatan dari penjualan gabah meningkat. Jika harga gabah naik, maka pendapatan petani dari penjualan gabah juga meningkat.
– Kesejahteraan petani meningkat. Dengan pendapatan yang meningkat, kesejahteraan petani juga dapat meningkat, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan lebih baik.
Namun, perlu diingat bahwa ada beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi pendapatan petani, seperti :
– Produktivitas tanaman. Produktivitas tanaman yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan petani.
– Kualitas gabah. Kualitas gabah yang baik dapat meningkatkan harga jual gabah.
– Akses pasar. Akses pasar yang baik dapat membantu petani menjual gabahnya dengan harga yang lebih baik.
Kebijakan menurunkan harga pupuk bersubsidi, bukanlah kebiasaan yang ditempuh Pemerintah. Pengalaman malah membuktikan, setiap Pemerintahan yang manggung sebelum Pemerintahan sekarang, umumnya memiliki hobi selalu menaikan harga pupuk bersubsidi. Padahal para petani sangat menunggu ada Pemerintahan yang mampu menurunkan harga pupuk.
Lalu, bagaimana dengan HPP Gabah itu sendiri ? Apakah HPP Gabah sebesar Rp. 6500,-.per kg masih cukup relevan untuk diterapkan ? Atau ada usulan agar HPP Gabah dinaikan jadi Rp. 7000,- tanpa harus menaikan harga beras ? Tugas para pengambil kebijakan disektor pertanian adalah mampukah menurunkan harga pupuk, menaikan harga gabah tapi tidak menaikan harga beras ? Jawaban inilah yang kita nantikan.







